Latest News

Orang Tua Yang Cuek Dan Anak Caper

Orang Tua Yang Cuek Dan Anak Caper - Sebelum anda bagi para pembaca yang telah berkunjung ke blog ini dan anda membaca postingan artikel saya sekarang ini maka saya ingin mengingatkan kembali bahwa tulisan saya ini tidak bermaksud untuk menyindir atau ingin menyalahkan siapapun, jadi bagi anda yang merasa , saya meminta maaf apabila saya menyakiti hati anda para pembaca. Tulisan saya pada artikel kali ini hanya berdasarkan dari kejadian yang terjadi disekeliling saya.

Jadi pada suatu saat saya sedang berkunjung ke suatu Rumah Sakit di Surabaya, pada saat itu saya sedang antri menunggu di ruang tunggu rumah sakit, dan disitu juga ada seorang mahasiswi cantik, mengapa saya mengatakan bahwa gadis tersebut adalah mahasiswa, karena bisa terlihat dari laptop dan juga paper yang dia baca, lalu juga ada sepasang suami istri beserta anaknya dan saya memang datang paling awal pada saat itu.



Dari awal saya datang kesana, yang paling menarik perhatian saya adalah seorang anak kecil yang datang ke Rumah Sakit itu beserta orang tuanya yang juga duduk diruang tunggu bersama juga dengan saya. Mengapa saya selalu perhatian dengan anak itu ? karena pada saat itu posisinya adalah orang tua yang cuek terhadap anaknya, bisa terlihat saat itu  sang anak caper saya bisa mengerti dengan maksud anak itu bahwa dia mencoba mencuri perhatian dari orang tua yang cuek tersebut. Orang tua tersebut tetap mengobrol sendiri dan duduk tenang diruang tunggu sedangkan anaknya terus tidak bisa diam mungkin saja si anak tersebut juga sedang bosan dengan keadaan yang sunyi tersebut. Anak caper itu tidak bisa diam dengan cara dia terus mengatakan dan berteriak "Kamar 57 dipanggil, kamar 58 dipanggil" mengikuti suster yang memanggil nomor antrian. Pada saat itu juga sempat orang-orang banyak yang menoleh ke arah kami. Saya juga sempat menoleh ke arah si anak caper tersebut dan orang tua yang cuek tersebut, namun lambat laun tetap saja seperti itu, ekspektasi saya adalah sang orang tua akan mengajak anaknya berbicara untuk mengalihkan perhatian si anak caper tersebut agar tidak berteriak di rumah sakit atau meminta dengan lembut anaknya untuk memelankan suaranya , namun tidak ada respon tanggap dari orang tua nya dan dari pihak orang tua nya tetap mengobroo sendiri seakan tidak terjadi apapun.

Setelah itu tidak lama kemudian anak tersebut diam lalu saya pun menyibukkan diri sendiri. Akan tetapi tidak lama kemudian sang anak caper tersebut turun dari kursinya lalu mulai berlari-lari di koridor ruang tunggu sebelum menjatuhkan diri serta berguling-guling di lantai dekat pas dengan kaki orang tuanya. Pandangan saya jelas otomatis beralih kembali pada anak tersebut yang terus meminta perhatian dari orang tua yang cuek. Lagi-lagi ekspektasi saya adalah orang tuanya akan meminta dengan halus anaknya untuk duduk diam manis atau juga membawa anaknya untuk berjalan-jalan dan membelikan makanan mungkin saja lapar atau apapun itu, karena saya berpikir bahwa anak tersebut pasti merasa sangat bosan sekali. Namun orang tua yang cuek itu terus saja mengobrol sendiri dan tidak terlalu memperhatikan anaknya.

Jadi dari semuanya itu saya menyimpulkan bahwa mungkin saja apa yang sedang diobrolkan dengan orang tuany adalah obrolan yang penting seklai sehingga tidak terlalu memperhatikan anaknya, dan saya menyimpulkan bahwa anak tersebut mugnkin saja memamng memiliki jiwa petualang serta memang sudah biasa mengekspresikan perasaannya dengan lantang.

Tidak lama kemudian si orang tua yang cuek tersebut berdiri allu mulai beraksi terhadap anaknya yang caper itu. Ada beberapa kata-kata yang mengiang-ngiang dikepala saya pada saat orang tua yang cuek itu menasehati anaknya.

"Kamu itu tidak sopan, sembrono aja, ini rumah sakit ada cctv dimana-mana, ,,itu ada suster nanti kamu disuntik sama suster,,, suster bawa suntukan apa tidak? " .Ketika saat itu si suster hanya tersenyum dan mengatakan bahwa disini tidak ada suntikan.

Sekali bahwa saya tidak bermaksud untuk menyindir atau menyalahkan siapapun sebab setiap orang punya watak, karakter , sifat dan cara masing-masing dalam kehidupannya. Akan tetapii yang saya pikirkan adalah apabilan saya adalah anak tersebut, maka apa yang sedang saya pikirkan pada saat itu ? apabila saya adalah orang tua yang cuek tersebut maka apa yang sedang saya pikirkan ?

Saya selaku orang ketiga dalam peristiwa ini maka akan menyimpulkan bahwa yang terjadi adlaah orang tua yang cuek dan anak caper terhadap orang tuanya. Namun apa memang hanya itu saja yang memang sebenarnya terjadi ? Tidak juga, jika kita mau untuk melihat lebih jauh lagi, apa yang sebenarnya terjadi mungkin bisa saja lebih dari itu.

Menurut seorang penelitian dari Billi Gordon dari Psychology Today, bahwa :
"perilaku mencari perhatian dapat terjadi karena adanya pembiaran pada anak di masa awal perkembangannya"

Jadi dari situ saya berpikir bahwa apakah sudah terbiasa anak tersebut dibiarkan dan dicueki oleh orang tuanya atau apakah berarti anak caper tersebut tidak mendapatkan perhatian yang dia butuhkan seharusnya ?. Capernya seorang anak tentunya bukan tanpa ada alasannya, perhatian dan kasih sayang adalah kebutuhan semua manusia sebagai makhluk sosial.

Apabila kita sebagai penerus bangsa, sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, sebagaimana biasanya bapak dan ibu guru telah mengajarkan kepada semua muridnya, mempunyai kebutuhan mental dan fisik untuk dipenuhi semuanya pada mas perkembangannya. Dan otak anak yang masih belajar untuk bisa survive maka akan selalu saja merasa lapar, juga perasaan anak yang masih sangat labil juga butuh dikokohkan dan dibentuk. Maka disini butuh peran dari orang tua untuk bisa turut andil membentuk karakter bagaimana perkembanagan dari buah hatinya agar bisa menjadi sosok suri tauladan yang baik di masa depan nanti, seperti biasanya tersebut dalam doa si orang tua.

Dari  satu sisi, tentunya saya juga terlintas dipikiran saya adalah orang tua juga tidak sepenuhnya bisa disalahkan disini, karena ada faktor lain lagi yang bisa menyebabkan mereka tidak mampu untuk memberi perhatian yang banyak kepada anak yang sangat amat membutuhkan perhatian dari orang tuanya dan pada saat dewasa si anak mungkin akan bisa mengerti bagaimana perasaan dari orang tuanya ketika saat itu. Akan tetapi disisi lain, saya juga berpikir, apapun yang terjadi sebenarnya pada anak caper tersebut, bila sang orang tua terus menerus membiarkannya dan cuma akan  bereaksi ketika si anak caper tersebut sudah bertingkah kelewat batas ?

Saya tentunya tidak akan bisa dan tidak berani untuk membayangkan .

Baca Juga : Ketergantungan Terhadap Ponsel Menyebabkan Kelainan Psikologis Nomophibia

0 Response to "Orang Tua Yang Cuek Dan Anak Caper"