Kamu sering dianggap jutek karena punya muka judes dan jahat?
Kamu sering dianggap jutek karena punya muka judes dan jahat? - Pernah nggak sih kamu pernah dipandang sebelah mata atau bahkan langsung dikira jutek saat baru ketemu seseorang? Seringnya, orang lain langsung bilang “Wah, dia tuh jutek banget!” hanya karena ekspresi wajahmu dianggap kurang ramah. Padahal kamu merasa biasa saja, nggak ada maksud apapun. Nah, ini semua bisa jadi karena kamu memiliki apa yang populer disebut muka judes dan jahat, atau istilah kerena lainnya like “resting bitch face” alias RBF.
Apa sih maksud dari muka judes dan jahat alias RBF?
Secara singkat, muka judes dan jahat adalah sebutan untuk ekspresi wajah netral yang secara tidak sadar tampak seperti kesal, sinis, judes, atau jahat—padahal sebenarnya kamu lagi santai atau nggak sedang ngerasa negatif sama sekali. Istilah RBF sempat viral sejak dulu, tapi kata kunci “muka judes dan jahat” lebih mudah dipahami di Indonesia. Jadi intinya, kamu punya ekspresi wajah default yang tampak seperti nggak ramah, bahkan bikin orang lain menarik diri atau merasa malu duluan.
Apakah ini semata-mata imitasi meme?
Lumayan banyak yang mengira soal muka judes dan jahat ini cuma guyonan di meme-meme internet. Padahal bukan. Fenomena ini asli nyata dan jadi perhatian ilmuwan—bukan cuma lelucon. Banyak orang sering tersinggung atau merasa dianggap negatif hanya karena penilaian sekilas dari ekspresi wajah itu.
Penelitian ilmiah bilang gimana tentang muka judes dan jahat?
Menurut David B. Givens, direktur Pusat Studi Nonverbal di Spokane, fenomena RBF—atau dalam bahasa gaul "muka judes dan jahat"—bukan hal rekaan. Dia menegaskan bahwa banyak orang memang punya ekspresi default yang terlihat negatif itu, bahkan tanpa berniat demikian. Jadi kesan judes dan jahat itu benar-benar muncul dari ekspresi yang tidak disengaja.
Lebih lanjut, ada penelitian dari ilmuwan psikologi Abbe Macbeth dan Jason Rogers yang bikin sebuah alat canggih bernama Noldus's Face Reader. Alat ini diklaim bisa membaca lebih dari 10.000 ekspresi wajah, termasuk ekspresi halus semacam muka judes dan jahat. Riset mereka menunjukkan bahwa beberapa selebriti memang memiliki ekspresi yang cenderung tampak sinis atau judes—meskipun mereka tidak sedang marah atau ingin terlihat seperti itu.
Bagaimana cara kerja Noldus's Face Reader?
Deteksi ekspresi dari visual
Alat ini bisa memindai foto, cuplikan video, atau tangkapan layar webcam dan mengklasifikasikan ekspresi wajah berdasarkan enam emosi dasar: bahagia, sedih, marah, takut, jijik, dan terkejut.
Mengukur emosi halus
Selain emosi dasar, teknologi ini juga bisa mendeteksi ekspresi yang lebih halus—seperti bibir yang sedikit menyipit, sudut mulut turun, atau mata yang tampak sinis—yang identik dengan muka judes dan jahat.
Menganalisis tanpa bias gender
Keunggulan lain dari Face Reader adalah bahwa ia dapat memberi penilaian ekspresi wajah tanpa terpengaruh norma sosial—misalnya tekanan agar wanita senyum lebih sering. Jadi deteksi muka judes dan jahat ini objektif, bukan bias oleh “harusnya wanita senyum.”
Apa ciri-ciri ekspresi “muka judes dan jahat”?
Menurut Macbeth, ekspresi yang tampak menghina atau sinis bisa muncul padahal tak disengaja. Misalnya:
- Bibir tertarik ke belakang sedikit
- Sudut bibir menurun
- Mata tampak menyipit atau menegang
Kalau secara alami kamu punya mata yang agak turun atau bibir yang “cekung” saat rileks, itu membuat kamu tampak seperti memiliki muka judes dan jahat. Bahkan ketika kamu sedang tenang, orang bisa mengira kamu marah atau cuek.
Contoh selebriti dengan muka RBF alias muka judes dan jahat
Face Reader sempat menganalisis wajah selebriti seperti Kanye West, Kristen Stewart, Anna Kendrick, dan Ratu Elizabeth II. Hasilnya? Ekspresi mereka lebih sering dikategorikan netral atau bahkan tampak sinis—ya, semacam muka judes dan jahat.
Sebaliknya, selebriti lain seperti Jennifer Aniston dan Blake Lively punya wajah yang walau netral tapi tetap terlihat ceria atau bahagia menurut Face Reader. Jadi bedanya jelas: wajah mereka tidak memberi kesan judes dan jahat, walaupun sama-sama tidak sedang ekspresif.
Mengapa manusia punya kecenderungan membaca “muka judes dan jahat”?
Ini berkaitan dengan instinct dasar manusia: kita cenderung bereaksi cepat terhadap sinyal visual untuk menilai niat seseorang. Kalau ada ekspresi otomatis yang dianggap negatif—misalnya muka judes dan jahat—otak langsung mengkategorikannya sebagai ancaman atau ketidakramahan, sehingga orang lain jadi cepat mengambil kesimpulan bahwa kamu orangnya jutek.
Cara menghadapi efek "muka judes dan jahat" dalam kehidupan sehari‑hari
Walaupun kamu nggak bisa mengubah bentuk wajah, ada beberapa strategi agar interaksi dengan orang lain tetap lancar meskipun punya muka judes dan jahat:
Lebih aktif tersenyum atau menyapa
Dengan memberi ekspresi positif, kamu bisa mengimbangi kesan yang muncul hanya karena muka judes dan jahat. Dengan kata lain: “Trolley your face—ternyata aku ramah loh!”
Gunakan bahasa tubuh ramah
Misalnya dengan anggukan kepala, kontak mata, atau gerak tubuh terbuka—itu semua bisa membantu mengubah kesan dari ekspresi netralmu yang "judes."
Jelaskan kalau punya “resting face” yang netral
Kadang saat orang baru mengenalmu, kamu bisa bilang ringan: “Maaf ya, sebetulnya aku nggak marah, muka aku memang kadang kelihatannya judes atau jahat.” Ini bisa memperjelas persepsi. Supaya hal tersebut tidak membuat orang berpikir bahwa kamu sedang badmood.
Relaks dan jangan overthink
Selama kamu tidak berniat menyakiti atau meniadakan orang lain, kamu nggak perlu merasa bersalah atau terus was‑was. Ekspresi netral itu alami, dan banyak orang juga mengalaminya.
Seberapa besar pengaruh layar sosial terhadap persepsi wajahmu?
Saat selfie dan Zoom meeting semakin umum, ekspresi pasif seperti muka judes dan jahat bisa ditekan lewat pencahayaan, angle kamera, atau gesture tambahan—misalnya tersenyum sedikit sebelum menekan tombol kamera. Jadi kamu bisa tampil lebih ramah secara visual, meski hatimu tetap tenang di balik layar. Maka dari itu memang sering sekali jika orang mengaitkan atau menyimpulkan bahwa kalian judes atau bermuka jahat.
jangan takut memiliki muka judes dan jahat
Muka judes dan jahat itu nyata dan umum terjadi bukan hanya sebuah meme. Alat ilmiah seperti Face Reader sudah membuktikan kejadiannya lewat analisis ekspresi wajah nyata. Wajahmu mungkin tampak jutek atau sinis walaupun kamu sedang rileks dan netral. Berbagai cara seperti ekspresi sadar, bahasa tubuh, dan klarifikasi verbal bisa membantu meredakan kesan negatif.
Intinya adalah bahwa kamu tetap bisa jadi orang hangat, meski punya muka judes dan jahat. Dengan penekanan pada istilah muka judes dan jahat di seluruh artikel—dari judul, sub-judul, hingga kalimat penutup—semoga artikel ini lebih mudah muncul di pencarian Google dan terus membantu mengedukasi banyak orang. Kalau kamu ingin tambahan tips praktis, studi kasus selebriti lebih lengkap, atau template komunikasi menghadapi stigma muka judes dan jahat, tinggal bilang ya!
Baca Juga : Surabaya Tertibkan Jukir Liar: Langkah Tegas Pemkot Demi Ketertiban dan Kenyamanan Publik
No comments for "Kamu sering dianggap jutek karena punya muka judes dan jahat?"
Post a Comment