PUNYA SIFAT STOIKISME ITU MENYENANGKAN LHO, KOK BISA?

PUNYA SIFAT STOIKISME ITU MENYENANGKAN LHO, KOK BISA? - Stoikisme adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari Yunani kuno, yang dikembangkan oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM. Filsafat ini berfokus pada pengembangan kebijaksanaan, pengendalian diri, dan penerimaan atas hal-hal yang berada di luar kendali kita. Inti dari stoikisme adalah belajar untuk hidup selaras dengan alam dan menjalani hidup dengan kebajikan sebagai tujuan utama.

Salah satu ajaran utama stoikisme adalah pembagian antara hal-hal yang berada di bawah kendali kita (pikiran, tindakan, dan sikap) dan hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita (cuaca, opini orang lain, hasil dari usaha kita). Dengan memahami pembagian ini, seorang penganut stoikisme dapat mencapai ketenangan batin dan kebebasan dari emosi negatif seperti kemarahan, kecemasan, atau kesedihan.

Filsafat stoikisme juga menekankan pentingnya kebajikan seperti keberanian, kebijaksanaan, keadilan, dan pengendalian diri. Kebajikan dianggap sebagai satu-satunya hal yang benar-benar baik, sementara hal-hal lain seperti kekayaan, kesehatan, atau ketenaran dianggap sebagai "indiferent" (tidak baik atau buruk) dan tidak seharusnya memengaruhi kebahagiaan seseorang.


Prinsip Utama Stoikisme

Dikotomi Kendali

Salah satu konsep utama dalam stoikisme adalah bahwa ada dua jenis hal dalam hidup: hal-hal yang dapat kita kendalikan dan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Hal yang bisa kita kendalikan mencakup pikiran, tindakan, dan reaksi kita terhadap situasi. Sedangkan hal yang di luar kendali kita mencakup tindakan orang lain, kejadian eksternal, dan hasil akhir dari usaha kita.


Amor Fati (Cinta Takdir)

Prinsip ini mengajarkan bahwa kita harus menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, baik itu menyenangkan maupun menyakitkan, sebagai bagian dari rencana alam yang lebih besar. Dengan mencintai takdir, seseorang dapat menemukan kedamaian bahkan dalam situasi sulit.


Premeditatio Malorum (Antisipasi Hal Buruk)

Praktik ini melibatkan membayangkan skenario buruk yang mungkin terjadi sehingga kita dapat mempersiapkan diri secara mental dan emosional. Dengan demikian, ketika hal tersebut benar-benar terjadi, kita tidak akan terkejut atau terguncang.


Kebajikan sebagai Kunci Kebahagiaan

Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan dalam kebajikan. Hidup yang baik adalah hidup yang dijalani dengan keberanian, kebijaksanaan, keadilan, dan pengendalian diri.

Contoh Kasus Sifat Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Menghadapi Kritik di Tempat Kerja

Seorang manajer menerima kritik dari atasannya mengenai kinerjanya. Dalam situasi ini, sifat stoikisme membantu manajer tersebut untuk memisahkan apa yang bisa dia kendalikan (responnya terhadap kritik) dan apa yang tidak bisa dia kendalikan (pendapat atasannya). Alih-alih marah atau defensif, dia memilih untuk merenungkan kritik tersebut secara objektif, memperbaiki kesalahannya, dan menerima bahwa opini orang lain bukanlah sesuatu yang dia bisa kendalikan sepenuhnya.


2. Kehilangan Barang Berharga

Seorang pelajar kehilangan laptopnya yang berisi tugas akhir. Dengan menerapkan sifat stoikisme, dia tidak terlalu larut dalam kesedihan atau kemarahan. Sebaliknya, dia fokus pada solusi, seperti mencoba mencari kembali laptopnya, menggunakan cadangan data jika ada, atau meminta waktu tambahan dari dosen. Dia memahami bahwa laptop tersebut adalah benda eksternal yang tidak sepenuhnya berada dalam kendalinya.


3. Menghadapi Penolakan

Seorang pelamar kerja tidak diterima di perusahaan impiannya. Dalam situasi ini, sifat stoikisme mengajarkan dia untuk melihat penolakan sebagai bagian dari proses hidup. Dia memahami bahwa yang bisa dia kendalikan adalah persiapan dan usahanya selama wawancara, tetapi keputusan akhir bukanlah miliknya. Dengan pemikiran ini, dia tidak terlalu terpuruk dan segera melamar ke perusahaan lain.


Cara Menjadi Seorang Stoik

Jika Anda tertarik untuk mengadopsi sifat stoikisme dalam hidup, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

1. Latih Kesadaran Diri

Mulailah dengan menyadari pikiran dan emosi Anda. Catat bagaimana Anda bereaksi terhadap berbagai situasi dan tanyakan pada diri sendiri apakah reaksi tersebut membantu atau merugikan Anda. Dengan kesadaran diri, Anda dapat mulai mengendalikan respons Anda terhadap situasi sulit.


2. Pahami Dikotomi Kendali

Latih diri untuk membedakan antara hal-hal yang dapat Anda kendalikan dan yang tidak dapat Anda kendalikan. Fokuskan energi Anda pada hal-hal yang berada di bawah kendali Anda, seperti sikap, usaha, dan tindakan Anda sendiri.


3. Praktikkan Premeditatio Malorum

Luangkan waktu untuk merenungkan kemungkinan buruk yang bisa terjadi dalam hidup Anda. Dengan membayangkan skenario terburuk, Anda dapat mempersiapkan diri secara mental dan mengurangi rasa takut terhadap ketidakpastian.


4. Berlatih Pengendalian Diri

Belajarlah untuk menahan diri dari reaksi impulsif. Ketika Anda merasa marah, kecewa, atau frustrasi, luangkan waktu untuk bernapas dalam-dalam dan pikirkan apakah reaksi tersebut benar-benar diperlukan.


5. Fokus pada Kebajikan

Usahakan untuk menjalani hidup dengan keberanian, kebijaksanaan, keadilan, dan pengendalian diri. Jadikan kebajikan sebagai panduan dalam mengambil keputusan dan menghadapi tantangan.


6. Renungkan Hari Anda

Di akhir hari, luangkan waktu untuk merenungkan apa yang telah Anda lakukan. Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda telah bertindak dengan kebajikan, apakah Anda telah fokus pada hal-hal yang bisa Anda kendalikan, dan apa yang bisa Anda tingkatkan di masa depan.


7. Bacalah Karya Stoikisme

Pelajari tulisan-tulisan dari filsuf stoik seperti Marcus Aurelius (Meditations), Seneca (Letters to a Stoic), dan Epictetus (Enchiridion). Buku-buku ini memberikan wawasan yang mendalam tentang sifat stoikisme dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


Manfaat Mempraktikkan Stoikisme

Ketenangan Batin

Dengan memahami bahwa tidak semua hal berada di bawah kendali kita, kita dapat melepaskan diri dari kecemasan dan stres.


Pengendalian Emosi

Stoikisme mengajarkan kita untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap situasi, sehingga kita bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana.


Ketahanan Mental

Dengan menerima dan menghadapi tantangan hidup, kita menjadi lebih tangguh dan mampu bangkit dari kesulitan.


Hidup yang Bermakna

Fokus pada kebajikan dan menjalani hidup yang selaras dengan nilai-nilai stoikisme membantu kita menemukan makna dan tujuan hidup.

Stoikisme adalah filsafat hidup yang relevan hingga saat ini, meskipun berasal dari zaman Yunani kuno. Dengan menerapkan sifat stoikisme, kita dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih bijaksana, mencapai ketenangan batin, dan menjalani hidup yang bermakna. Prinsip-prinsip seperti dikotomi kendali, amor fati, dan kebajikan sebagai kunci kebahagiaan adalah panduan praktis yang dapat membantu kita menghadapi berbagai situasi dengan kepala dingin dan hati yang damai.

Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, sifat stoikisme memberikan alat yang berguna untuk menjaga keseimbangan emosional dan fokus pada apa yang benar-benar penting. Dengan melatih diri untuk menjadi seorang stoik, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hidup kita sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita.

Jadi dari pembahasan diatas maka bisa dibayangkan apabila kita punya pemikiran atau sifat stoik atau sifat stoikisme maka kita bisa lebih fokus dengan bagaimana solusi yang harus dilakukan apabila ada masalah, bukan galau dengan beratnya beban hidup yang dialami.


Baca Juga: KEHILANGAN KASIH SAYANG AYAH, MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI!



No comments for "PUNYA SIFAT STOIKISME ITU MENYENANGKAN LHO, KOK BISA?"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel