GAMPANG MARAH MELEDAK-LEDAK, SALAH SATU TANDA PSIKOPAT?

GAMPANG MARAH MELEDAK-LEDAK, SALAH SATU TANDA PSIKOPAT?  - Sering ketika kita sedang melakukan sesuatu misalnya menancapkan colokan listrik tapi tidak kunjung bisa lalu seketika kita jengkel lalu ingin merusak colokan listriknya, atau mungkin contoh lain misalnya ingin memasukan benang kedalam lubang jarum namun tidak kunjung bisa akhirnya marah sendiri. Hal ini tentu sering terjadi pada saat kita sedang ada dalam kondisi yang kurang stabil secara emosional. Atau bahkan hal ini menjadi petaka buat kalian yang memiliki kesabaran setipis tisu, karena sangat mengganggu hidup seakan hidup tidak pernah bisa nyaman dan selalu ingin marah.Hal tersebut dinamakan dengan Intermittent Explosive Disorder (IED) atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gangguan Ledakan Emosi Intermiten merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang jarang dibahas secara mendalam, namun berdampak besar terhadap kehidupan penderitanya dan lingkungan sekitarnya. Intermittent Explosive Disorder ditandai oleh ledakan amarah yang berlebihan, tidak proporsional terhadap situasi yang dihadapi. Gangguan ini termasuk dalam kategori gangguan kontrol impuls dan telah diakui dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Apa Itu Intermittent Explosive Disorder? Apakah itu sama seperti gangguan emosi seperti pengertian lain dalam bidang psikologi? Intermittent Explosive Disorder adalah kondisi di mana seseorang mengalami episode ledakan kemarahan secara tiba-tiba dan berulang. Emosi yang meledak ini biasanya berlangsung selama beberapa menit dan tidak sesuai dengan pemicu yang ada. Penderitanya sering kali merasa sangat menyesal setelah episode tersebut berakhir, namun mereka sulit untuk mengendalikan dorongan emosi tersebut ketika sedang terjadi. Coba mengaku dari kalian yang pernah mengalami hal seperti ini apakah sering mengalami atau tidak?

Ledakan kemarahan dalam Intermittent Explosive Disorder bisa berupa tindakan verbal seperti berteriak, memaki, atau dalam bentuk fisik seperti melempar benda, memukul tembok, bahkan menyerang orang lain. Walaupun ledakan tersebut tidak selalu menyebabkan cedera fisik, dampaknya terhadap hubungan sosial dan kesehatan mental sangat besar.


Gejala Intermittent Explosive Disorder

Gejala Intermittent Explosive Disorder bisa bervariasi antar individu. Namun, beberapa gejala umum yang sering muncul adalah:

- Ledakan kemarahan yang tiba-tiba dan intens.

- Sering menyesali tindakan setelah kemarahan mereda.

- Merasa tidak bisa mengendalikan amarah.

- Perasaan tegang sebelum ledakan, dan lega setelahnya.

- Serangan kemarahan yang tidak sesuai dengan situasi.

Frekuensi ledakan dalam Intermittent Explosive Disorder juga menjadi faktor diagnosis. Jika seseorang mengalami dua atau lebih episode ledakan dalam waktu seminggu selama beberapa bulan, maka kemungkinan besar ia mengidap Intermittent Explosive Disorder.

Penyebab Intermittent Explosive Disorder

Intermittent Explosive Disorder tidak memiliki satu penyebab pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan ini, antara lain:

Faktor genetik: Jika dalam keluarga ada riwayat gangguan mental atau perilaku agresif, kemungkinan besar individu tersebut juga bisa mengalami Intermittent Explosive Disorder.

Perubahan pada struktur otak: Penelitian menunjukkan bahwa gangguan pada bagian otak yang mengatur emosi, seperti amigdala dan korteks prefrontal, berperan dalam timbulnya Intermittent Explosive Disorder.

Riwayat trauma masa kecil: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan, penelantaran, atau pelecehan memiliki risiko lebih tinggi mengalami Intermittent Explosive Disorder saat dewasa.

Gangguan kesehatan mental lain: Seringkali, Intermittent Explosive Disorder juga terjadi bersamaan dengan gangguan mental lain seperti depresi, gangguan kecemasan, atau gangguan bipolar.

Dampak Intermittent Explosive DisorderDampak Intermittent Explosive Disorder sangat luas. Tidak hanya merusak hubungan pribadi dan profesional, tetapi juga bisa menyebabkan masalah hukum, kekerasan rumah tangga, hingga kesulitan menjaga pekerjaan. Dalam jangka panjang, Intermittent Explosive Disorder bisa menyebabkan isolasi sosial, rendahnya harga diri, serta peningkatan risiko penyalahgunaan zat dan bunuh diri.

Individu dengan Intermittent Explosive Disorder juga sering mengalami masalah fisik seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan gangguan tidur akibat stres kronis yang dialami.

Diagnosis Intermittent Explosive DisorderDiagnosis Intermittent Explosive Disorder harus dilakukan oleh profesional kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog. Diagnosis ini dilakukan melalui wawancara klinis mendalam, observasi perilaku, serta pemeriksaan riwayat medis dan psikologis individu. Terkadang, penggunaan kuesioner psikologis juga dapat membantu proses identifikasi Intermittent Explosive Disorder.

Kriteria diagnostik DSM-5 menyebutkan bahwa ledakan amarah harus terjadi secara berulang dan tidak proporsional dengan situasi yang ada. Ledakan ini juga harus menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial atau pekerjaan penderita.

Penanganan Intermittent Explosive Disorder

Intermittent Explosive Disorder bukanlah kondisi yang tidak dapat diobati. Penanganan yang tepat bisa membantu individu mengelola amarah dan meningkatkan kualitas hidupnya. Beberapa pendekatan yang umum digunakan dalam penanganan Intermittent Explosive Disorder antara lain:

Terapi perilaku kognitif (CBT): CBT membantu individu memahami pola pikir yang memicu kemarahan dan menggantinya dengan cara berpikir yang lebih sehat dan rasional.

Terapi kelompok atau individu: Melalui sesi terapi, individu belajar mengidentifikasi pemicu amarah dan mengembangkan keterampilan pengendalian emosi.

Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, psikiater dapat meresepkan obat antidepresan, mood stabilizer, atau obat anti-kecemasan untuk membantu mengatur emosi penderita Intermittent Explosive Disorder.

Latihan relaksasi: Meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dalam bisa membantu menenangkan sistem saraf dan menurunkan intensitas amarah.

Perubahan gaya hidup: Pola makan sehat, tidur yang cukup, dan olahraga teratur dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan mengurangi gejala Intermittent Explosive Disorder.


Pencegahan dan Dukungan Keluarga

Walaupun Intermittent Explosive Disorder tidak selalu bisa dicegah sepenuhnya, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk menurunkan risikonya:

- Menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan penuh kasih.

- Memberikan pendidikan tentang pengelolaan emosi sejak dini.

- Menghindari kekerasan verbal dan fisik dalam rumah tangga.

- Menyediakan dukungan psikologis bagi anak-anak yang mengalami trauma.

Peran keluarga dan orang terdekat sangat penting dalam mendukung penderita Intermittent Explosive Disorder. Memberikan empati, mendampingi saat terapi, dan tidak merespons ledakan dengan kekerasan adalah beberapa bentuk dukungan yang bisa sangat berarti.

Intermittent Explosive Disorder adalah gangguan mental serius yang memerlukan perhatian dan penanganan profesional. Meskipun terlihat sebagai perilaku agresif semata, Intermittent Explosive Disorder memiliki dasar biologis dan psikologis yang kompleks. Dengan diagnosis dan terapi yang tepat, penderita Intermittent Explosive Disorder dapat belajar mengelola emosinya dan menjalani kehidupan yang lebih stabil dan produktif.

Masyarakat perlu lebih sadar akan keberadaan Intermittent Explosive Disorder agar tidak terjadi salah paham atau stigma terhadap penderita. Menyadari bahwa Intermittent Explosive Disorder adalah kondisi medis yang bisa diobati adalah langkah awal dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara emosional dan mental. Tentunya memang kita sesuai individu masing-masing harus bisa mengontrol emosi kita agar tidak mudah meledak dan hidup terasa lebih nyaman.

Intermittent Explosive Disorder bukanlah aib. Ini adalah tantangan yang bisa dihadapi bersama dengan dukungan dan pengobatan yang tepat. Jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan gejala Intermittent Explosive Disorder, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Menangani Intermittent Explosive Disorder sejak dini adalah investasi penting bagi kesehatan mental jangka panjang.


Baca Juga : Mitos atau Realitas? Keaslian Dukun Santet Ditinjau Dari Ilmu Psikologi 


No comments for "GAMPANG MARAH MELEDAK-LEDAK, SALAH SATU TANDA PSIKOPAT? "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel